(Sambungan ke-2) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiadosetik

Ini sambungan postingan sebelumnya yang menceritakan pengubahan ayat demi kepentingan untuk melawan golongan Kristen docetik.

PENGUBAHAN ANTIDOSETIK

Kaum Docetik Kristen Awal

Ada yang memiliki pendapat yang berlawanan dengan ajaran teologis kaum Ebonit Yahudi-Kristen dan paham Kristologi adopsionisnya, yakni sekelompok orang Kristen yang dikenal sebagai kaum docetik. 5)

Nama tersebut berasal dari kata Yunani DOKEO, yang artinya “tampak” dan “kelihatan”.

Kaum docetik berpendapat bahwa Yesus bukanlah manusia darah dan daging sepenuhnya. Sebaliknya, ia sepenuhnya (dan seutuhnya) bersifat ilahi; ia hanya “tampak” atau “kelihatan” sebagai manusia, merasa lapar, haus, sakit, berdarah, mati.

Karena Yesus adalah Allah, ia tidak pernah bisa betul-betul menjadi manusia. Ia cuma datang ke bumi dengan “penampakkan” sebagai manusia.

Kemungkinan besar, penganut docetik yang paling terkenal dari abad-abad awal agama Kristen adalah sang filsuf-guru Marcion.

Kita bisa tahun banyak tentang Marcion karena oara bapa gereja ortodox seperti Irenaeus dan Tertullian, yang menganggap ajaran Marcion sebagai ancaman, menerbitkan banyak tulisan tentang ajaran tersebut.

Salah satu tulisan utama yang masih ada tentang hal itu adalah buku lima-jilid berjudul “Menentang Marcion” karya Tertullian, yang memerinci dan menyerang pemahaman iman Marcion.

Dari buku yang polemis itu, kita bisa mengamati corak-corak utama pemikiran Mercion.

Sebagaimana telah kita bahas, 6) Mercion mendasarkan pemikirannya pada Rasul Paulus, yang dianggap sebagai salah seorang pengikut sejati Yesus.

Dalam berapa suratnya, Paulus menjabarkan perbedaan antara Hukum dan Injil, mengatakan bahwa seseorang dinyatakan benar oleh Allah melalui iman akan Kristus (injil), bukan dengan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan hukum Yahudi.

Bagi Marcion, kontras antara injil Kristus dan Hukum Musa bersigat mutlak, sebegitu mutlaknya sehingga bisa disimpulkan bahwa Allah yang memberi Hukum itu pastilah bukan Allah yang memberi keselamatan melalui Kristus. Dengan kata lain, ada dua Allah, Allah dalam Perjanjian Lama adalah yang menciptakan dunia ini, memilih Israel sebagai umat-Nya, dan memberi mereka Hukum-Nya yang keras. Jika orang Israel melanggar Hukum itu (mereka memang selalu melanggarnya), ia menghukum mereka dengan kematian.

Yesus diutus oleh Allah yang lebih besar guna menyelamatkan orang-orang dari kemurkaan Allah orang Yahudi. Karena tidak berasal dari Allah tersebut, yang menciptakan dunia jasmani, Yesus sendiri tentunya tidak bisa menjadi bagian dari dunia jasmani ini. Jadi, artinya, ia tidak bisa dilahirkan, ia tidak memiliki tubuh jasmaniah, ia tidak benar-benar berdarah, ia tidak benar-benar mati.

Semua itu hanyalah apa yang tampak. Tetapi karena Yesus tampak mati -pengorbanan yang tampaknya sempurna- Allah orang Yahudi menerima kematian itu sebagai pembayaran untuk dosa.

Setiap orang yang percaya akan hal itu akan diselamatkan dari Allah ini.

Para penulis proto-ortodox seperti Tertullian menentang keras ajaran tersebut, dengan mengatakan bahwa jika Kristus bukan benar-benar manusia, Ia tidak bisa menyelamatkan umat manusia lainnya, bahwa jika ia tidak betul-betul mencurahkan darahnya, darahnya tidak bisa menghasilkan keselamatan, bahwa jika ia tidak betul-betul mati, apa yang “tampaknya” adalah kematian itu tidak akan bermanfaat bagi siapapun.

Maka, Tertullian dan yang lainnya meneguhkan bahwa Yesus -meskipun masih bersifat ilahi (berlawanan dengan pendapat kaum Ebionit dan kelompok adopsionis lainnya) -adalah manusia sepenuhnya.

Ia memiliki darah dan daging; ia betul-betul, secara jasmani, dibangkitkan dari kematian; dan ia betul-betul, secara jasmani, diangkat ke surga, dimana ia sekarang sedang menanti untuk datang kembali, secara jasmani, dalam kemuliaan.

Pengubahan oleh Kaum Antidocetik

… Baca Bukunya…

—————————

Catatan Kaki

5) Untuk pembahasan yang lebih lengkap tentang docetisme dan Kristologi docetis, lihat Ehrman, Orthodox Corruption of Scripture, 181-87

6) Lihat hlm 33-34

Saya hanya mengutip sampai disini khusus untuk tulisan mengenai pengubahan ayat untuk ‘melawan’ orang kristen docetik. Silahkan baca contoh-contohnya pada buku Misquoting Yesus yang terjemahannya diterbitkan oleh Gramedia.

Selanjutnya akan saya kutipkan tulisan tentang golongan Kristen Separasionis..

Tulisan terkait:

  1. Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis
  2. (Sambungan ke-1) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiadopsionis
  3. (Sambungan ke-2) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiadosetik
  4. (Sambungan ke-3) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiseparasionis
  1. Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  2. (Sambungan ke-1) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  3. (Sambungan ke-2) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  4. (Sambungan ke-3) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  5. (Sambungan ke-4) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  6. (Sambungan ke-5) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  7. (Sambungan ke-6) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”

Video terkait:

  1. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 1/10
  2. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 2/10
  3. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 3/10
  4. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 4/10
  5. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 5/10
  6. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 6/10
  7. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 7/10
  8. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 8/10
  9. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 9/10
  10. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 10/10

Tinggalkan komentar