(Sambungan ke-3) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiseparasionis

Ini sambungan postingan sebelumnya yang menceritakan pengubahan ayat demi kepentingan untuk melawan golongan Kristen docetik.

PENGUBAHAN ANTISEPARASIONIS

Kaum Separasionis Kristen Awal

Bidang ketiga yang menjadi perhatian orang Kristen proto-ortodoks dari abad kedua dan ketiga berkaitan dengan kelompok-kelompok Kristen yang mengatakan bahwa Yesus bukan hanya manusia (ajaran adopsionis) dan bukan hanya bersifat ilahi (ajaran docetik) melainkan adalah dua pribadi yang berbeda, yang satu manusia sepenuhnya dan yang satu lagi bersifat ilahi sepenuhnya.11)

Kita bisa menyebut kepercayaan itusebagai Kristologi “separasionis” karena ajaran itu memisahkan Yesus Kristus menjadi dua: pria Yesus (yang sepenuhnya manusia) dan allah Yesus (yang sepenuhnya ilahi). Menurut sebagian besar pendukung paham tersebut, sang pria Yesus untuk sementara waktu didiami oleg sang pribadi ilahi, Kristus, sehingga ia bisa melakukan mukjizat dan menyampaikan ajarannya; tetapi sebelum Yesus mati, Kristus meninggalkan dia, sehingga ia harus menghadapi penyalibannya sendirian.

Pendukung utama Kristologi separasionis adalah kelompokpkelompok Kristen yang oleh para cendekiawan disebut Gnostik.12) Kata Gnostik berasal dari kata Yunani yang berarti pengetahuan, gnosis.

Aliran ini dianut oleh banyak orang Kristen yang menonjolkan betapa pentingnya pengetahuan rahasia untuk keselamatan.

Menurut sebagian besar dari kelompok-kelompok itu, dunia jasmaniah tempat kita hidup ini bukan hasil ciptaan satu-satunya Allah yang benar.

Dunia tersebut dihasilkan oleh suatu bencana yang terjadi di alam roh, dimana salah satu dari (banyak) pribadi ilahi, atas suatu alasan yang misterius, disingkirkan dari surga; akibatnya, diciptakanlah dunia jasmaniah ini oleh suatu allah yang lebih rendah, yang menangkapnya dan memenjarakannya dalam tubuh-tubuh manusia di sini di bumi.

Dengan demikian, beberapa manusia memiliki suatu bagian kecil dari pribadi ilahi itudalam diri mereka, dan mereka perlu belajar kebenaran tentang siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan bagaimana mereka bisa pulang. Dengan mempelajari kebenaran itu, mereka akan selamat.

Kebenaran itu berisi ajaran-ajaran rahasia, pengetahuan” (gnosis) misterius, yang hanya bisa diajarkan oleh suatu pribadi ilahi dari alam surgawi.

Bagi orang Kristen Gnostik, Kristus adalah sang penyingkap ilahi tersebut, yang mengajarkan kebenaran tentang keselamatan ; dalam banyak gagasan gnostik, Kristus memasuki sang pria Yesus pada saat ia dibaptis, memberi dia kuasa untuk melakukan pelayanan, dan kemudian pada akhirnya meninggalkannya sewaktu ia akan mati disalib.

Itulah sebabnya Yesus berseru, “Allahku, Allahku, mengapa engkau meninggalkan aku?” Menurut kaum gnostik, Kristus secara harfiah memang telah meninggalkan Yesus. Namun, setelah Yesus mati, Kristus membangkitkannya dari kematian sebagai pahala atas kesetiaannya, dan melalui dia terus mengajar murid-muridnya kebenaran-kebenaran rahasia yang dapat menghasilkan keselamatan.

Orang-orang Kristen proto-ortodoks menganggap ajaran tersebut sangat menjijikkan. Menurut mereka, dunia jasmaniah ini bukanlah tempat buruk yang terjadi akibat suatu bencana kosmis, melainkan suatu karya bagus yang diciptakan oleh satu-satunya Allah yang benar.
Bagi mereka, keselamatan diperoleh melalui iman akan kematian dan kebangkitan Kristus, bukan dengan mempelajari gnosis rahasia yang dapat menyingkapkan kebenaran tentang kondisi manusia.
Dan, yang paling penting untuk pembahasan kita di sini, menurut mereka, Yesus Kristus bukan dua pribadi yang berbeda, melainkan satu pribadi, yang bersifat ilahi sekaligus manusiawi, pada saat yang sama.

Catatan Kaki

12) Untuk pembahasan tambahan tentang Gnotikisme, lihat Ehrman, Lost Christianities, bab 6.
13) Melawan Kaum Bidah, 3, 11, 7

Selanjutnya silahkan baca langsung buku Misquoting Yesus terjemahan dari gramedia, untuk mengetahui perubahan ayat-ayat apa saja yang dilakukan agar Injil tidak bisa disalahtafsirkan/dimanfaatkan oleh orang separasionis untuk mendukung ajarannya..

Tulisan terkait:

  1. Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis
  2. (Sambungan ke-1) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiadopsionis
  3. (Sambungan ke-2) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiadosetik
  4. (Sambungan ke-3) Bart D. Ehrman: Pengubahan yang Dimotivasi Kepercayaan Teologis – Antiseparasionis
  1. Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  2. (Sambungan ke-1) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  3. (Sambungan ke-2) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  4. (Sambungan ke-3) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  5. (Sambungan ke-4) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  6. (Sambungan ke-5) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”
  7. (Sambungan ke-6) Siapakah Bart D. Ehrman yang menulis buku “Misquoting Yesus”

Video terkait:

  1. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 1/10
  2. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 2/10
  3. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 3/10
  4. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 4/10
  5. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 5/10
  6. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 6/10
  7. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 7/10
  8. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 8/10
  9. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 9/10
  10. Video Kuliah Bart D. Ehrman, pengarang “Misquoting Jesus”, di Stanford University, How Bible Tainted 10/10

Tinggalkan komentar