(sambungan ke-2) Apakah Maria berhubungan suami-isteri dengan Yusuf, setelah melahirkan Yesus..?

Postingan ini masih terkait dengan pemahaman keperawanan Maria, ibunda Yesus yang dianggap sebagai Tuhan..

Masih terkait dengan keperawanan Maria, postingan kali ini akan menyajikan tulisan James D. Tabor di bukunya Dinasti Yesus halaman 93:

[…] Pengajaran tentang “keperawanan kekal” sama sekali tidak kita temukan di dalam Perjanjian Baru, dan bukan merupakan bagian dari kredo-kredo (atau syahadat-syahadat) Kristen perdana. Penyebutan resmi dari ide ini baru muncul di tahun 374 M, dari seorang teolog Kristiani bernama Epifanius. (3)
Mayoritas tulisan Kristen perdana sebelum bagian akhir dari abad IV M mengasumsikan begitu saja bahwa saudara dan saudari Yesus adalah anak biologis dari Yusuf dan Maria (4)

Pada akhir abad IV M, gereja mulai menangani masalah kehidupan seksual Maria dengan memanfaatkan dua alternatif penjelasan. Yang pertama bahwa makna saudara-saudari bukanlah “saudara-saudari secara harfiah, yaitu yang dilahirkan dari Ibu yang sama, tetapi sebagai istilah umum bermakna sepupu. Ini adalah penjelasan standar yang diterima di wilayah Barat dan dipromosikan oleh orang-orang Gereja Katolik Roma. (5)
Di wilayah Timur, orang kristen berbahasa Yunani memilih sebuah penjelasan lain, bahwa adik-adik itu adalah anak-anak Yusuf, namun dari perkawinan sebelumnya, dan tidak punya hubungan darah apa pun dengan Yesus ataupun Ibu-Nya. (6)
Tentu saja, keberatan para teolog Gereja Barat terhadap pandangan Gereja Timur didasari oleh tendensi mereka, sebagai buah dari pandangan asketisisme, yang cenderung menjadikan Yusuf sebagai seorang perjaka pula seumur hidupnya. Hanya dengan demikianlah Keluarga Kudus, termasuk Yesus, dapat sungguh-sungguh dan sepenuhnya menjadi “kudus”. Setelah berabad-abad berselang, orang-orang Kristen terutama di wilayah barat Eropa makin kesulitan untuk membayangkan Maria dan Yusuf sebagai insan-inan yang memiliki dimensi seksualitas, dan bahkan sebagai orang-orang yang memiliki kehidupan “ragawi” layaknya manusia biasa. Karena mereka menjadi “orang-orang kudus” yang bersemayam di surga, muncul masalah-masalah yang ditimbulkan oleh penekanan pada masa lalu duniwi yang berpotensi merendahkan seperti itu.

__________
Catatan kaki:

(3)Ide bahwa Maria tetap perawan ini diteguhkan oleh Konsili Konstantinopel kedua pada tahun 553 M dan Konsili Lateran pada tahun 649. Walaupun ide ini telah ditegaskan sebagai ajaran dogma katolik, ajaran ini sendiri tidak pernah dinyatakan sebagai ajaran yang infalibel (tidak mungkin salah) oleh Gereja Katolik Roma.

(4)Kesimpulan ini dikenal dengan istilah pandangan Helvidian, mengikuti nama Helvidius, seorang penulis Kristen dari abad IV M yang hendak disanggah oleh Hieronimus. Eusebius, sejarawan gereja dari awal abad IVM, kerap mengutip sumber-sumber awal dan menyebutkan tentang adik-adik Yesus “menurut daging”, artinya memahami mereka sebagai anak-anak kandung dari Maria dan Yusuf. Lihat Eusebius, Church History, 2.23; 3.19

(5)Pandangan ini dikenal sebagai pandangan Hieronimian, sebagai penghormatan atas Hieronomius (Eusebius Hieronomius, berbeda dengan Eusebius dari Kaisarea), teolog Kristen dari abad V M yang menjadi pendukung utamanya.

(6)Pandangan ini dikenal sebagai pandangan Epifanian sebagai penghormatan atas Epifanius. Pemikiran seperti ini telah mengemuka bahkan sejak abad II M melalui Protoevangelium Yakobus

Jadi kelihatannya pemahaman teologisnya terus bergerak.. Cuma kenapa sampai mengabaikan fakta bahwa Yesus itu memang punya saudara kandung gitu lho.. Mungkin ya karena itu, Yesusnya jadi Tuhan maka keluarganya kan yach harus suci dan kudus juga kali ya? kesannya muaksa banget gak tuh?

Bagaimana pendapat Anda?

Tulisan terkait:

  1. (sambungan ke-2) Apakah Maria berhubungan suami-isteri dengan Yusuf, setelah melahirkan Yesus..?
  2. (sambungan ke-1) Apakah Maria berhubungan suami-isteri dengan Yusuf, setelah melahirkan Yesus..?
  3. Apakah Maria berhubungan suami-isteri dengan Yusuf, setelah melahirkan Yesus..?
  4. Saudara kandung Yesus…

3 Comments »

  1. 1
    Pyrrho Says:

    Yup, salah satu pemahaman Katolik adalah Maria tetap perawan sampai dia meninggal. Sementara dari beberapa catatan sejarah, Yesus itu punya beberapa saudara kandung [satu ibu lain bapak]. Di buku kuno Yosephus (Antiquitees) juga disebutkan kalau Yesus punya saudara.

    Tapi perdebatannya memang masih berputar pada ada berapa jumlah saudara2 Yesus. Yang terkenal adalah Yesus punya 4 adik, tapi ada juga yang mengatakan 5 dengan 1 adik perempuan.

    Kalau Markus 6:3 bisa difahami secara harfiah, yang sudah pasti itu saudara lelakinya ya? Kan disebut tuh di ayat itu: Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon. Hanya yang jadi spekulasi mungkin jumlah saudara perempuannya,karena tidak disebutkan namanya ataupun jumlahnya.
    Baca juga postingan saya yang ini..

    Salah satu saudara Yesus yang terkenal adalah Yakobus (James), karena dia adalah salah satu penatua agama Yahudi, yang akhirnya menjadi penyebar injil. Surat Yakobus (saudara Yesus) berisi juga perdebatan teologis antara Yakobus dan Paulus tentang penyebaran injil pada orang-orang kafir (non-yahudi), dimana Paulus melayani non-Yahudi sementara Yakobus [dan juga Petrus/Yohanes} kebanyakan melayani Yahudi.

    Menurut saya, topik perdebatan teologis yang terkait antara penyebaran injil kepada orang Yahudi dan Non-Yahudi sangat-sangat menarik.. Karena itu terjadi di masa-masa awal kristen perdana setelah wafatnya Yesus.
    Nanti saya akan posting juga soal itu.
    Beidewei, bisa tolong info buku yang pernah dibaca tentang topik-topik itu?

    Saya sampai sekarang masih belum bisa menemukan alasan teologis [maksudnya dokumennya] kenapa Katolik tetap berpegang teguh pada keperawanan Maria [setelah melahirkan Yesus]. Sementara beberapa fakta sejarah telah menegaskan hal itu.

    Iya saya juga belum ketemu..

  2. 2
    bonaboni Says:

    Manusia paling bodoh yg meyakini wanita yg pernah melahirkan dapat tetap perawan! Dogma agama aneh yg bertentangan dgn logika! Kecian dehhh

    Mas/mbak, tidak perlu ngata2in orang “paling bodoh” segala.. tidak baik.. Kenapa tidak gunakan kata-kata yang tidak bikin sakit hati orang.. Misalnya: “sangat tidak masuk akal meyakini wanita yg pernah melahirkan dapat tetap perawan!” Apalagi pakai bilang “Dogma agama aneh” segala… Seolah-olah mas/mbak ini punya “kamus”nya tidak lengkap karena hanya berisi perkataan yang menyakitkan orang saja.. Mohon maaf nih.. Peace..

  3. 3
    nick Says:

    kayaknya website model begini ga layak deh dipublikasikan secara umum… tolong dipikirkan matang2….

    Kenapa gak layak?
    Kalo gak layak, gimana mempublikasikannya? ada saran?

    kcuali emang niatnya mau memprovokasi…..

    Wah saya langsung di cap sebagai provokator nih..

    Menurut saya, menyatakan pendapat yang berbeda sih gak mesti harus ditafsirkan sebagai memprovokasi dalam pengertian yang negatif..
    Coba lihat deh banyak sekali pendapat2 yang berbeda telah beredar di berbagai macam media termasuk internet.. dan saya fikir sih sah-sah aja..

    Yang menjadi masalah adalah kalau kita memaksakan pendapat kita yang berbeda itu kepada orang lain.. Di blog ini saya tidak memaksakan pendapat saya ke orang lain kok.. Yang saya butuhkan adalah argumentasi yang kuat dan masuk akal.. cuma itu.. siapa tahu pendapat saya memang tidak tepat..


RSS Feed for this entry

Tinggalkan komentar